Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau Lombok


LAPORAN
“MANAJEMEN BISNIS TEMBAKAU PRIMADONA DI PULAU LOMBOK”

disusun oleh :

Nama : M. Zulfikar Hidayat
N.I.M : C1G018109
Prodi  : Agribisnis





Fakultas Pertanian
Universitas Mataram
2018/2019

KATA PENGANTAR 



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Tak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau Lombok ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.     

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada beberapa kesalahan dalam penggunaan kata penulis mohon maaf. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau Lombok ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca semua.

DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
     1.1 Latar Belakang
     1.2 Rumusan Masalah
     1.3 Tujuan Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
     2.1 Tembakau
          2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia
          2.1.2 Jenis - Jenis Tembakau di Indonesia
     2.2 Manajemen
          2.2.1 Manajemen Produksi
          2.2.2 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)
          2.2.3 Manajemen Keuangan
          2.2.4 Manajemen Pemasaran
BAB III : PEMBAHASAN
    3.1 Gambaran umum usaha tembakau Bapak Hidayat
    3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku
    3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini
    3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa
BAB IV : PENUTUP
    4.1 Kesimpulan
    4.2 Saran
BAB V : LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis tanaman semusim perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau. Tembakau merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional.
Di Indonesia, tembakau menjadi salah satu komoditas perkebunan yang bernilai tinggi. Sebagai bahan utama dalam pembuatan rokok memang peluang usaha budidaya tembakau sangat potensial. Harga jual rokok yang kian meroket membuat tembakau menjadi komoditas bernilai. Memang tanaman ini sangat kontroversial dimana memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Namun di tengah itu tembakau menjadi bahan penting yang dicari oleh berbagai perusahaan rokok di negeri ini. Permintaan tembakau memang kian meningkat dari waktu ke waktu. Hal inipun membuat banyak petani yang membudidayakan tanaman tembakau. Untuk budidaya tanaman tembakau sendiri memang dibilang tidak sulit. Wilayah Indonesia dengan dataran tinggi memang sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman tembakau. Untuk teknik perawatan tanaman tembakau memang memiliki cara tersendiri. Untuk menghasilkan tanaman tembakau dengan kualitas yang bagus tentu harus memiliki pemeliharaan yang intensif. 
            Indonesia sendiri disebut sebagai negara agraris, yang dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Salah satu tanaman yang dibudidayakan selain padi, adalah tembakau. Seperti yang ada di pulau Lombok. Banyak para petani memilih untuk membudidayakan tembakau, karena menjanjikan keuntungan yang besar, namun disisi lainnya juga bisa berujung kerugian apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk membudidayakan tanaman tembakau, dibutuhkan modal yang besar,disamping itu juga manajemen usaha yang meliputi proses pembelian bahan baku, pengaturan produksi, dan manajemen pemasaran hasil usaha juga berperan dalam keberhasilan perusahaan ini, ditambah lagi banyaknya masyarakat yang memiliki usaha sejenis menuntut para pengusaha tembakau untuk bisa mengelola usahanya dengan baik agar tetap bisa bersaing.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap hal – hal berikut ini ;
  1. Bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku?
  2. Bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini?
  3. Bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan masalah di atas, didapatkan tujuan penelitian yang dirincikan sebagai berikut ;
  1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku.
  2. Untuk mengetahui bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini.
  3. Untuk mengetahui bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa.


BAB II

LANDASAN TEORI



2.1 Tembakau 

2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia

Awal perkembangan budidaya tembakau diperkirakan pada abad ke 16, terutama setelah bangsa Eropa yaitu Sepanyol, Portugis, Inggris dan Belanda menemukan dunia baru yaitu amerika. Berbagai informasi turut dibawa ke negrinnya, menambah wawasan dan perbendaharaan mereka termasuk tanaman tembakau.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, awal perkembangannya di mulai dari percobaan penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia dilakukan bangsa Belanda pada tahun 1830 oleh van den bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar semarang, jawa tengah , namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, oleh belanda dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah besuki, jawa timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian , yaitu besoekisch profstation pada tahun 1910, dengan adannya balai penelitian tersebut maka usaha-usaha guna mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan terbuka dengan cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada / di datangkan dari luar, jenis tembakau besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di besuki tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis kedu dengan jenis deli (djojosudiro, 1967). Dua tahuan kemudian , yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta- Surakarta, tepatnnya di daerah klaten.
Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopor oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Dan pada tahun 1906 didirikan deli proefstation. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah deli sekitar S. ular dan anak sungai S. wampulah merupakan derah yang baik untuk tembakau Deli, jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik gun akeperluan pembungkusan cerutu.
Ketiga daerah yang disebutkan diatas (besuki di Jawa Timur, Klaten di Jawa Tengah dan Deli di Sumatra Utara), sekarang merupakan daerah penghasil tembakau jenis cerutu yang sangat potensial bagi Indonesia. Dalam perdagangan internasional khususnnya Eropa , Indonesia masih merupakan pensuplay komoditas tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Dalam pasaran internasional tembakau Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan tembakau Jawa dan tembakau Deli lebih dikenal dengan tembakau Sumatra.

2.1.2 Jenis – Jenis Tembakau

Beberapa jenis tembakau di Indonesia antara lain tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; dan tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah.
Berdasarkan bentu fisiknya dibagi atas tembakau rajangan dan tembakau krosok, menurut metode pengeringannya dibagi atas flue cured, air cured, sun cured, dan fire cured.
Menurut tempat penghasilnya dibagi atas : Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk rokok cerutu, Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret, Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia), Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk  rokok sigaret, Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret, Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia).
Beberapa jenis tembakau di Indonesia yang potensial misalnya ; Kemloko I, Sindoro, Kemloko 2,  Kemloko 3, V. Bojonegoro 1, Bojonegoro 2,  Blogon I, Kasturi I, Grompol Jatim, Kasturi 2, PVH 21, PVH 20, tembakau Bugis yang terdiri dari sekitar 10 varietas. Tembakau mutu tinggi pada umumnya kandungan nikotin dan senyawa aromatisnya tinggi terutama tembakau lokal, sebagai contoh tembakau Temanggung, semakin keatas posisi daun pada batang semakin tinggi kadar nikotinnya. Setiap jenis tembakau mempunyai kandungan kimia yang berbeda untuk menghasilkan karakter yang dikehendaki sehingga perlakuan budidayanya juga berbeda. Kandungan gula dan nikotin beberapa jenis tembakau, juga berbeda demikian juga ketahanan terhadap penyakit nematoda, lanas, dan bakteri. Kadar nikotin hanya dipengaruhi oleh lokasi, penanaman, sedangkan genotipe dan interaksi antara genotipe dengan lingkungan tidak mempengaruhi kandungan nikotin. Beberapa peneliti sedang melakukan penelitian untuk mendapatkan tembakau tanpa nikotin. Demikian juga dilakukan penelitian untuk mendapatkan protein anti kanker dari daun tembakau.
            Di Lombok sendiri jenis tanaman tembakau yang banyak dibudidayakan adalah tembakau virginia. Tembakau virginia Lombok dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia selain tembakau virginia Brazil. Produksi tembakau virginia Lombok juga menjadi penyumbang terbesar untuk kebutuhan industri rokok nasional, mencapai 80 persen dari kebutuhan.Hanya saja, modal menanam dan ongkos produksi yang dibutuhkan untuk tembakau jenis virginia ini juga tidak sedikit. Para petani kebanyakan melakukan peminjaman modal untuk menanam tembakau ini. Dan jika di kemudian hari, terdapat persaingan yang membuat harga pasar rusak, dan apabila para petani tidak mampu dibayar, maka jalan satu-satunya adalah dengan mereka menjadi tenaga kerja asing. Mereka akan menjadi TKI demi menutup hutang-hutang mereka.

2.2 Manajemen

2.2.1 Pengertian Manajemen

Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya yang tersedia.
Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu manajemen secara tidak langsung setiap harinya. Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena terorganisir secara baik.

2.2.2 Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.
Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi manufaktur dan organisasi jasa.
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan.

2.2.3 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)

Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur persediaan bahan baku yang dimiliki untuk diproduksi. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan.
Fungsi manajemen persediaan diantaranya memastikan persediaan bahan baku tersedia, mengurangi risiko keterlambatan dalam pengiriman persediaan, mengurangi risiko harga yang fluktuatif, menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi

2.2.4 Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham.       
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
  • Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
  • Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
  • Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. 

2.2.5 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang di pakai oleh suatu perusahaan atau orang yang melakukan usaha dalam mengenalkan produk atau usaha yang akan di pasarkan, dan untuk mempertahankan suatu kelangsungan kegiatan perusahaan tersebut dan untuk mendapatkan suatu keuntungan atau laba.
Tujuan Manajemen Pemasaran sendiri diantaranya untuk mendapatkan pelanggan atau konsumen, untuk memperkenalkan produk atau usaha yang dijalani, untuk mendapatkan keuntungan atau laba, untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain, dan untuk meningkatkan pelanggan atau konsumen.

BAB III

PEMBAHASAN




3.1 Gambaran Umum Usaha Tembakau Bapak Hidayat

Usaha tembakau Bapak Hidayat dimulai sejak tahun 1998. Berlokasi di Desa Bebuaq, Kopang, Lombok Tengah. Usaha ini sudah memperkerjakan sebanyak 25 karyawan. Untuk menunjang usaha tembakau ini, Bapak Hidayat mempergunakan 10 hektare areal sawah yang dimiliki untuk menanam tanaman tembakau. Budidaya tanaman tembakau yang dilakukan Bapak Hidayat dimulai dari proses pembelian bibit, penanaman, pemberian pupuk, pemanenan, pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun tembakau kering ke Gudang tembakau. Terkait dengan penjualan daun tembakau kering, Bapak Hidayat sudah memiliki kontrak kerjasama dengan Gudang Sadhana Arifnusa yang berlokasi di Lombok Timur. PT Sadhana Arifnusa berharap kontrak jangka Panjang dengan Bapak Hidayat, karena daun tembakau yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku

            Untuk manajemen produksi nya sendiri terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku, misalnya saja untuk pengovenan dulunya Bapak Hidayat menggunakan minyak tanah. Namun, semakin lama mulailah kelangkaan harga minyak tanah yang kemudian Bapak Hidayat beralih menggunakan batu bara. Akan tetapi, batu bara sendiri sudah mulai langka. Hingga pada akhirnya, Bapak Hidayat beralih lagi menggunakan kayu sampai saat ini. Dilihat dari segi hasil, tentu sudah jelas yang menggunakan minyak lebih bagus hasilnya dibandingkan menggunakan batu bara dan kayu, hal ini disebabkan pembakaran yang dihasilkan oleh minyak lebih stabil.
Pada tahun ini, PT Sadhana Arifnusa sudah mulai kehabisan stok kayu karena hutan yang dimiliki PT Sadhana Arifnusa yang berada di Lombok Timur sudah semakin menipis. Imbasnya, para petani tidak bisa membudidayakan tembakau lagi pada tahun depan. Bapak Hidayat sendiri sudah mengantisipasi hal tersebut. Beliau memilih untuk membudidayakan tanaman pengganti seperti padi dan jagung. Namun, keuntungan yang didapat dari membudidayakan tanaman tesebut tidak seperti membudidayakan tembakau.

3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini

Untuk membudidayakan tanaman tembakau dibutuhkan beberapa bahan baku diantaranya bibit tanaman tembakau, pupuk, serta bahan penunjang lainnya. Harga bahan baku budidaya tembakau sangat berfluktuasi. Terkait dengan fluktuasi harga, terutama pupuk, usaha tembakau Bapak Hidayat mendapatkan subsidi dari PT Sadhana Arifnusa. Sebagai timbal baliknya, Bapak Hidayat harus menjual hasil tembakaunya ke PT Sadhana Arifnusa. Kerjasama ini sudah dimulai sejak usaha ini dikelola oleh orang tua Bapak Hidayat, yang kemudian dilanjutkan oleh Bapak Hidayat sendiri.
Dengan pemberian subsidi sangat membantu Bapak Hidayat untuk mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau, apabila dibandingkan membeli ditempat lain. Selain subsidi untuk pemberian pupuk, PT Sadhana Arifnusa juga memberikan subsidi untuk pembelian alat pertanian seperti traktor.
Dengan adanya subsidi ini diharapkan biaya produksi usaha tembakau Bapak Hidayat bisa ditekan serendah mungkin sehingga akan berpengaruh terhadap margin keuntungan dari usaha Bapak Hidayat sendiri dan juga PT Sadhana Arifnusa.

3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa

Dengan adanya kontrak kerjasama antara usaha tembakau Bapak Hidayat dengan PT Sadhana Arifnusa, maka seluruh hasil tembakau Bapak Hidayat dipasarkan langsung ke PT Sadhana Arifnusa.

BAB IV

PENUTUP



4.1 Kesimpulan

Dari kajian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan ;
  1. Pasokan bahan baku sangat mempengaruhi hasil produksi Bapak Hidayat, terutama dalam hal pengovenan yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Hal yang dilakukan Bapak Hidayat jika terjadi kelangkaan kayu, adalah membudidayakan tanaman pengganti seperti padi dan jagung.
  2. Pemberian subsidi yang diberikan oleh PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak Hidayat dalam mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau.
  3. Kontrak kerjasama yang dilakukan PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak Hidayat dalam hal pemasaran hasil usaha tembakau. Dengan adanya kontrak kerjasama ini, Bapak Hidayat tidak perlu lagi menawarkan daun tembakaunya ke setiap Gudang tembakau.

4.2 Saran

     Dari kajian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya terhadap pasokan bahan baku seperti kayu yang sudah mulai langka. PT. Sadhana Arifnusa harus melakukan langkah yang kongkrit agar para petani masih bisa membudidayakan tanaman tembakau. Selain itu, perlu dipikirkan tanaman pengganti dengan nilai jual tinggi yang bisa ditanamam oleh Bapak Hidayat pada saat tidak bisa menanam tembakau.
     Dan menurut penulis, untuk pengelolaan yang dilakukan Bapak Hidayat mulai dari proses produksi hingga pemasaran sudah baik, karena beliau sudah memikirkan rencana cadangan dengan sebaik mungkin.


BAB V

LAMPIRAN



P : Sudah berapa lama usaha tembakau yang bapak miliki ini berjalan?
N : Saya memulai usaha tembakau ini sudah dari tahun 1998 hingga sampai saat ini

P : Dimanakah lokasi usaha tembakau bapak?
N : Di Desa Bebuaq, Kopang, Lombok Tengah

P : Berapa jumlah karyawan yang bapak pekerjakan?
N : Sampai saat ini saya sudah memperkerjakan 25 karyawan

P : Mulai dari proses apa saja Bapak Hidayat membudidayakan tanaman tembakau ini?
N : Saya membudidayakan tembakau ini mulai dari proses pembelian bibit, penanaman, pemberian pupuk, pemanenan, pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun tembakau

P : Berapa Hektare luas sawah yang bapak punya untuk budidaya tembakau, apakah semua lahan yang bapak punya digunakan untuk budidaya tembakau?
N : Saya memiliki lahan sawah sekitar 20 hektare, tetapi untuk budidaya tembakau saya hanya menggunakan 10 hektare saja, sisanya digunakan untuk menanam padi

P : Apa yang bapak lakukan saat persediaan pasokan seperti kayu yang digunakan untuk pengovenan tembakau sudah habis, apakah bapak beralih menggunakan yang lain atau apa?
N : Jika memang persediaan kayu nya sudah habis, saya beralih untuk membudidayakan padi dan jagung.

P : Untuk proses pengovenan, bapak lebih sering menggunakan apa?
N : Kalau dulu saya menggunakan minyak tanah tetapi semakin langka, beralih menggunakan batu bara, tetapi sama saja mengalami kelangkaan juga, beralih lagi menggunakan kayu sampai sekarang.

P : Menurut Bapak mana yang lebih bagus bahan baku untuk pengovenan tembakau?
N : Sudah jelas, kalau minyak tanah yang paling bagus, karena proses pembakarannya lebih stabil.

P : Bagaimana cara bapak memasarkan hasil panennya, apakah dengan memasarkan ke tiap gudang tembakau, atau sudah memiliki kontrak kerjasama dengan salah satu gudang tembakau, yang dimana bapak harus menjual ketempat itu saja?
N : Saya sudah memiliki kontrak kerja sama dengan PT Sadhana Arifnusa, jadi saya harus menjual hasil panen saya ini ke Gudang itu saja.
Load disqus comments

0 komentar