LAPORAN
“MANAJEMEN
BISNIS TEMBAKAU PRIMADONA DI PULAU LOMBOK”
disusun oleh :
Nama : M. Zulfikar
Hidayat
N.I.M : C1G018109
Prodi : Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas
Mataram
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Tak lupa sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau
Lombok ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada
beberapa kesalahan dalam penggunaan kata penulis mohon maaf. Akhir kata penulis
berharap semoga Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau
Lombok ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Tembakau
2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia
2.1.2 Jenis - Jenis Tembakau di Indonesia
2.2 Manajemen
2.2.1 Manajemen Produksi
2.2.2 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)
2.2.3 Manajemen Keuangan
2.2.4 Manajemen Pemasaran
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Gambaran umum usaha tembakau Bapak Hidayat
3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku
3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini
3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V : LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
tembakau merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis tanaman
semusim perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena
aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Produk tembakau yang utama
diperdagangkan adalah daun tembakau. Tembakau merupakan produk bernilai tinggi,
sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian
nasional.
Di
Indonesia, tembakau menjadi salah satu komoditas perkebunan yang bernilai
tinggi. Sebagai bahan utama dalam pembuatan rokok memang peluang usaha budidaya
tembakau sangat potensial. Harga jual rokok yang kian meroket membuat tembakau
menjadi komoditas bernilai. Memang tanaman ini sangat kontroversial dimana
memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Namun di tengah itu tembakau menjadi
bahan penting yang dicari oleh berbagai perusahaan rokok di negeri ini.
Permintaan tembakau memang kian meningkat dari waktu ke waktu. Hal inipun
membuat banyak petani yang membudidayakan tanaman tembakau. Untuk budidaya
tanaman tembakau sendiri memang dibilang tidak sulit. Wilayah Indonesia dengan
dataran tinggi memang sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman tembakau. Untuk
teknik perawatan tanaman tembakau memang memiliki cara tersendiri. Untuk
menghasilkan tanaman tembakau dengan kualitas yang bagus tentu harus memiliki
pemeliharaan yang intensif.
Indonesia sendiri disebut sebagai
negara agraris, yang dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Salah
satu tanaman yang dibudidayakan selain padi, adalah tembakau. Seperti yang ada
di pulau Lombok. Banyak para petani memilih untuk membudidayakan tembakau,
karena menjanjikan keuntungan yang besar, namun disisi lainnya juga bisa berujung
kerugian apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk membudidayakan tanaman
tembakau, dibutuhkan modal yang besar,disamping itu juga manajemen usaha yang
meliputi proses pembelian bahan baku, pengaturan produksi, dan manajemen
pemasaran hasil usaha juga berperan dalam keberhasilan perusahaan ini, ditambah
lagi banyaknya masyarakat yang memiliki usaha sejenis menuntut para pengusaha
tembakau untuk bisa mengelola usahanya dengan baik agar tetap bisa bersaing.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat kondisi tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap hal – hal berikut ini ;
- Bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku?
- Bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini?
- Bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa?
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan
memperhatikan masalah di atas, didapatkan tujuan penelitian yang dirincikan
sebagai berikut ;
- Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku.
- Untuk mengetahui bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini.
- Untuk mengetahui bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Tembakau
2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia
Awal
perkembangan budidaya tembakau diperkirakan pada abad ke 16, terutama setelah
bangsa Eropa yaitu Sepanyol, Portugis, Inggris dan Belanda menemukan dunia baru
yaitu amerika. Berbagai informasi turut dibawa ke negrinnya, menambah wawasan
dan perbendaharaan mereka termasuk tanaman tembakau.
Sedangkan
untuk di Indonesia sendiri, awal perkembangannya di mulai dari percobaan
penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia dilakukan bangsa Belanda
pada tahun 1830 oleh van den bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar
semarang, jawa tengah , namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun
1856, oleh belanda dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah
besuki, jawa timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian , yaitu besoekisch
profstation pada tahun 1910, dengan adannya balai penelitian tersebut maka
usaha-usaha guna mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan terbuka dengan
cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada / di datangkan dari
luar, jenis tembakau besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di besuki
tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis kedu dengan jenis deli
(djojosudiro, 1967). Dua tahuan kemudian , yakni pada tahun 1858 diadakan
penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta- Surakarta,
tepatnnya di daerah klaten.
Penanaman
tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang
dipelopor oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Dan pada tahun 1906 didirikan deli
proefstation. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk
wilayah deli sekitar S. ular dan anak sungai S. wampulah merupakan derah yang
baik untuk tembakau Deli, jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu
paling baik gun akeperluan pembungkusan cerutu.
Ketiga
daerah yang disebutkan diatas (besuki di Jawa Timur, Klaten di Jawa Tengah dan
Deli di Sumatra Utara), sekarang merupakan daerah penghasil tembakau jenis
cerutu yang sangat potensial bagi Indonesia. Dalam perdagangan internasional
khususnnya Eropa , Indonesia masih merupakan pensuplay komoditas tembakau
cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Dalam pasaran internasional tembakau
Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan tembakau Jawa dan tembakau Deli lebih
dikenal dengan tembakau Sumatra.
2.1.2 Jenis – Jenis Tembakau
Beberapa
jenis tembakau di Indonesia antara lain tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO),
yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; dan tembakau musim
penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar
membuat cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap
dan kunyah.
Berdasarkan
bentu fisiknya dibagi atas tembakau rajangan dan tembakau krosok, menurut
metode pengeringannya dibagi atas flue cured, air cured, sun cured, dan fire
cured.
Menurut
tempat penghasilnya dibagi atas : Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk rokok
cerutu, Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret, Tembakau
Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau
sigaret (tembakau Virginia), Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan
untuk rokok sigaret, Tembakau Madura,
penghasil tembakau untuk sigaret, Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau
untuk sigaret (tembakau Virginia).
Beberapa
jenis tembakau di Indonesia yang potensial misalnya ; Kemloko I, Sindoro,
Kemloko 2, Kemloko 3, V. Bojonegoro 1,
Bojonegoro 2, Blogon I, Kasturi I,
Grompol Jatim, Kasturi 2, PVH 21, PVH 20, tembakau Bugis yang terdiri dari
sekitar 10 varietas. Tembakau mutu tinggi pada umumnya kandungan nikotin dan
senyawa aromatisnya tinggi terutama tembakau lokal, sebagai contoh tembakau
Temanggung, semakin keatas posisi daun pada batang semakin tinggi kadar
nikotinnya. Setiap jenis tembakau mempunyai kandungan kimia yang berbeda untuk
menghasilkan karakter yang dikehendaki sehingga perlakuan budidayanya juga
berbeda. Kandungan gula dan nikotin beberapa jenis tembakau, juga berbeda
demikian juga ketahanan terhadap penyakit nematoda, lanas, dan bakteri. Kadar
nikotin hanya dipengaruhi oleh lokasi, penanaman, sedangkan genotipe dan
interaksi antara genotipe dengan lingkungan tidak mempengaruhi kandungan
nikotin. Beberapa peneliti sedang melakukan penelitian untuk mendapatkan
tembakau tanpa nikotin. Demikian juga dilakukan penelitian untuk mendapatkan
protein anti kanker dari daun tembakau.
Di Lombok sendiri jenis tanaman
tembakau yang banyak dibudidayakan adalah tembakau virginia. Tembakau virginia
Lombok dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia selain tembakau virginia
Brazil. Produksi tembakau virginia Lombok juga menjadi penyumbang terbesar
untuk kebutuhan industri rokok nasional, mencapai 80 persen dari
kebutuhan.Hanya saja, modal menanam dan ongkos produksi yang dibutuhkan untuk
tembakau jenis virginia ini juga tidak sedikit. Para petani kebanyakan melakukan
peminjaman modal untuk menanam tembakau ini. Dan jika di kemudian hari,
terdapat persaingan yang membuat harga pasar rusak, dan apabila para petani
tidak mampu dibayar, maka jalan satu-satunya adalah dengan mereka menjadi
tenaga kerja asing. Mereka akan menjadi TKI demi menutup hutang-hutang mereka.
2.2 Manajemen
2.2.1 Pengertian Manajemen
Secara
umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan
guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara
kooperatif menggunakan sumber daya yang tersedia.
Dari
pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya,
hal ini sudah sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah
mempraktikkan ilmu manajemen secara tidak langsung setiap harinya. Dengan
menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat selesai
tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena
terorganisir secara baik.
2.2.2 Manajemen Produksi
Manajemen
produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran
dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen
produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti
industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.
Manajemen
produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun
peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan
operasi lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok
utama, yaitu organisasi manufaktur dan organisasi jasa.
Secara
umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan
pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan.
2.2.3 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)
Manajemen
persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur
persediaan bahan baku yang dimiliki untuk diproduksi. Mulai dari cara
memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan
atau dikeluarkan.
Fungsi
manajemen persediaan diantaranya memastikan persediaan bahan baku tersedia,
mengurangi risiko keterlambatan dalam pengiriman persediaan, mengurangi risiko
harga yang fluktuatif, menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi
2.2.4 Manajemen Keuangan
Manajemen
Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau
mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.
Tujuan
utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh
pemegang saham.
Ruang
Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
- Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
- Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
- Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2.5 Manajemen Pemasaran
Manajemen
pemasaran merupakan suatu proses yang di pakai oleh suatu perusahaan atau orang
yang melakukan usaha dalam mengenalkan produk atau usaha yang akan di pasarkan,
dan untuk mempertahankan suatu kelangsungan kegiatan perusahaan tersebut dan
untuk mendapatkan suatu keuntungan atau laba.
Tujuan Manajemen Pemasaran sendiri diantaranya
untuk mendapatkan pelanggan atau konsumen, untuk memperkenalkan produk atau
usaha yang dijalani, untuk mendapatkan keuntungan atau laba, untuk bisa
bersaing dengan perusahaan lain, dan untuk meningkatkan pelanggan atau
konsumen.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Usaha
Tembakau Bapak Hidayat
Usaha
tembakau Bapak Hidayat dimulai sejak tahun 1998. Berlokasi di Desa Bebuaq,
Kopang, Lombok Tengah. Usaha ini sudah memperkerjakan sebanyak 25 karyawan. Untuk
menunjang usaha tembakau ini, Bapak Hidayat mempergunakan 10 hektare areal
sawah yang dimiliki untuk menanam tanaman tembakau. Budidaya tanaman tembakau
yang dilakukan Bapak Hidayat dimulai dari proses pembelian bibit, penanaman,
pemberian pupuk, pemanenan, pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun
tembakau kering ke Gudang tembakau. Terkait dengan penjualan daun tembakau
kering, Bapak Hidayat sudah memiliki kontrak kerjasama dengan Gudang Sadhana
Arifnusa yang berlokasi di Lombok Timur. PT Sadhana Arifnusa berharap kontrak
jangka Panjang dengan Bapak Hidayat, karena daun tembakau yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik.
3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku
Untuk manajemen produksi nya sendiri
terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku, misalnya saja untuk pengovenan
dulunya Bapak Hidayat menggunakan minyak tanah. Namun, semakin lama mulailah
kelangkaan harga minyak tanah yang kemudian Bapak Hidayat beralih menggunakan
batu bara. Akan tetapi, batu bara sendiri sudah mulai langka. Hingga pada
akhirnya, Bapak Hidayat beralih lagi menggunakan kayu sampai saat ini. Dilihat
dari segi hasil, tentu sudah jelas yang menggunakan minyak lebih bagus hasilnya
dibandingkan menggunakan batu bara dan kayu, hal ini disebabkan pembakaran yang
dihasilkan oleh minyak lebih stabil.
Pada
tahun ini, PT Sadhana Arifnusa sudah mulai kehabisan stok kayu karena hutan
yang dimiliki PT Sadhana Arifnusa yang berada di Lombok Timur sudah semakin
menipis. Imbasnya, para petani tidak bisa membudidayakan tembakau lagi pada
tahun depan. Bapak Hidayat sendiri sudah mengantisipasi hal tersebut. Beliau
memilih untuk membudidayakan tanaman pengganti seperti padi dan jagung. Namun,
keuntungan yang didapat dari membudidayakan tanaman tesebut tidak seperti
membudidayakan tembakau.
3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi
pada saat ini
Untuk
membudidayakan tanaman tembakau dibutuhkan beberapa bahan baku diantaranya
bibit tanaman tembakau, pupuk, serta bahan penunjang lainnya. Harga bahan baku
budidaya tembakau sangat berfluktuasi. Terkait dengan fluktuasi harga, terutama
pupuk, usaha tembakau Bapak Hidayat mendapatkan subsidi dari PT Sadhana
Arifnusa. Sebagai timbal baliknya, Bapak Hidayat harus menjual hasil
tembakaunya ke PT Sadhana Arifnusa. Kerjasama ini sudah dimulai sejak usaha ini
dikelola oleh orang tua Bapak Hidayat, yang kemudian dilanjutkan oleh Bapak
Hidayat sendiri.
Dengan
pemberian subsidi sangat membantu Bapak Hidayat untuk mendapatkan pupuk dengan
harga terjangkau, apabila dibandingkan membeli ditempat lain. Selain subsidi
untuk pemberian pupuk, PT Sadhana Arifnusa juga memberikan subsidi untuk
pembelian alat pertanian seperti traktor.
Dengan
adanya subsidi ini diharapkan biaya produksi usaha tembakau Bapak Hidayat bisa
ditekan serendah mungkin sehingga akan berpengaruh terhadap margin keuntungan
dari usaha Bapak Hidayat sendiri dan juga PT Sadhana Arifnusa.
3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa
Dengan adanya kontrak
kerjasama antara usaha tembakau Bapak Hidayat dengan PT Sadhana Arifnusa, maka
seluruh hasil tembakau Bapak Hidayat dipasarkan langsung ke PT Sadhana
Arifnusa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
kajian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan ;
- Pasokan bahan baku sangat mempengaruhi hasil produksi Bapak Hidayat, terutama dalam hal pengovenan yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Hal yang dilakukan Bapak Hidayat jika terjadi kelangkaan kayu, adalah membudidayakan tanaman pengganti seperti padi dan jagung.
- Pemberian subsidi yang diberikan oleh PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak Hidayat dalam mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau.
- Kontrak kerjasama yang dilakukan PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak Hidayat dalam hal pemasaran hasil usaha tembakau. Dengan adanya kontrak kerjasama ini, Bapak Hidayat tidak perlu lagi menawarkan daun tembakaunya ke setiap Gudang tembakau.
4.2 Saran
Dari kajian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya terhadap pasokan bahan baku seperti kayu yang sudah mulai langka. PT. Sadhana Arifnusa harus melakukan langkah yang kongkrit agar para petani masih bisa membudidayakan tanaman tembakau. Selain itu, perlu dipikirkan tanaman pengganti dengan nilai jual tinggi yang bisa ditanamam oleh Bapak Hidayat pada saat tidak bisa menanam tembakau.
Dan menurut penulis, untuk pengelolaan yang dilakukan Bapak Hidayat mulai dari proses produksi hingga pemasaran sudah baik, karena beliau sudah memikirkan rencana cadangan dengan sebaik mungkin.
BAB V
Dan menurut penulis, untuk pengelolaan yang dilakukan Bapak Hidayat mulai dari proses produksi hingga pemasaran sudah baik, karena beliau sudah memikirkan rencana cadangan dengan sebaik mungkin.
BAB V
LAMPIRAN
P
:
Sudah berapa lama usaha tembakau yang bapak miliki ini berjalan?
N
:
Saya memulai usaha tembakau ini sudah dari tahun 1998 hingga sampai saat ini
P
:
Dimanakah lokasi usaha tembakau bapak?
N
:
Di Desa Bebuaq, Kopang, Lombok Tengah
P
:
Berapa jumlah karyawan yang bapak pekerjakan?
N
:
Sampai saat ini saya sudah memperkerjakan 25 karyawan
P
:
Mulai dari proses apa saja Bapak Hidayat membudidayakan tanaman tembakau ini?
N
:
Saya membudidayakan tembakau ini mulai dari proses pembelian bibit, penanaman,
pemberian pupuk, pemanenan, pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun
tembakau
P
:
Berapa Hektare luas sawah yang bapak punya untuk budidaya tembakau, apakah
semua lahan yang bapak punya digunakan untuk budidaya tembakau?
N
:
Saya memiliki lahan sawah sekitar 20 hektare, tetapi untuk budidaya tembakau
saya hanya menggunakan 10 hektare saja, sisanya digunakan untuk menanam padi
P
:
Apa yang bapak lakukan saat persediaan pasokan seperti kayu yang digunakan
untuk pengovenan tembakau sudah habis, apakah bapak beralih menggunakan yang
lain atau apa?
N
:
Jika memang persediaan kayu nya sudah habis, saya beralih untuk membudidayakan
padi dan jagung.
P
:
Untuk proses pengovenan, bapak lebih sering menggunakan apa?
N
:
Kalau dulu saya menggunakan minyak tanah tetapi semakin langka, beralih
menggunakan batu bara, tetapi sama saja mengalami kelangkaan juga, beralih lagi
menggunakan kayu sampai sekarang.
P
:
Menurut Bapak mana yang lebih bagus bahan baku untuk pengovenan tembakau?
N
:
Sudah jelas, kalau minyak tanah yang paling bagus, karena proses pembakarannya
lebih stabil.
P
:
Bagaimana cara bapak memasarkan hasil panennya, apakah dengan memasarkan ke
tiap gudang tembakau, atau sudah memiliki kontrak kerjasama dengan salah satu
gudang tembakau, yang dimana bapak harus menjual ketempat itu saja?
N : Saya sudah memiliki
kontrak kerja sama dengan PT Sadhana Arifnusa, jadi saya harus menjual hasil
panen saya ini ke Gudang itu saja.
0 komentar