Pembahasan Lembar Praktikum Titrasi Asam Basa


A. Tujuan : Menentukan Konsentrasi Larutan HCl dengan metode titrasi

B. Alat & Bahan :

Alat :
- Buret 60 mL
- Erlenmeyer 100 mL 3 buah
- Gelas Ukur 10 mL
- Gelas Beker 100 mL 1 buah
- Corong Kaca
- Pipet Tetes 1 buah

Bahan :
- Larutan baku (larutan NaOH 0,1 M)
- Larutan HCl ….. M
- Indikator Fenolplatein

C. Cara Kerja :
1. Isi buret dengan larutan baku (larutan NaOH 0,1 M) hingga garis 0 mL
2. Masukkan 10 mL larutan HCl yang tersedia ke dalam Erlenmeyer. Kemudian tetesi dengan indikator pp sebanyak 3 tetes
3. Titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
4. Penetesan (titrasi) harus dilakukan secara hati-hati dengan terus-menerus menggoyangkan labu Erlenmeyer. Titrasi dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap,yaitu larutan HCl berubah warna menjadi merah muda
5. Hitung volume NaOH 0,1 M yang digunakan
6. Ulangi cara kerja di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama

No. Percobaan
Volume NaOH 0,1 M
Volume awal
Volume akhir
Volume yang digunakan
I



II



III



Volume rata-rata




E. Pertanyaan :

1. Apa kegunaan indikator pada percobaan yang anda lakukan!
Jawaban : Fungsi indikator dalam proses titrasi adalah untuk menentukan titik ekivalen ketika dua larutan telah mencapai netralisasi. Dan untuk mengetahui cairan yang larutan asam atau larutan basa dalam suatu cairan.

2. Apakah anda dapat menentukan titik ekivalen tanpa menggunakan bantuan fenolplatein?
Jawaban : Dapat, karena titik ekivalen titrasi asam kuat oleh basa kuat dengan perubahan fenolfialein (PP) ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda pertama dan tidak hilang setelah di goyang.

3. Dapatkan fenolplatein diganti dengan indikator yang lain? Jika dapat, berikan contohnya dan nyatakan perubahan warna yang diharapkan!
Jawaban : Dapat, indikator fenolftalein dapat diganti dengan indikator lain seperti, Bromol Biru yang memiliki terayek perubahan warna 6,0-7,6 (kuning-biru) dan Metil Merah yang memiliki trayek perubahan warna 4,2-6,3 (merah-kuning), akan tetapi fenolftalein lebih sering digunakan karena perubahan warna fenolftalein lebih mudah diamati.

4. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dapat terjadi pada percobaan titrasi?
Jawaban :
- Kesalahan dalam membuat larutan baku. Misalnya HCl yang harusnya dibuat dengan konsentrasi 1 M karena tidak teliti maka malah membuat larutan dengan konsentrasi 0,98 M
- Kesalahan dalam mengamati perubahan warna indikator (biasanya phenolftalein)
- Kesalahan dalam membaca skala ukur di buret
- Kesalahan dalam menentukan titik ekivalen dan titik akhir titrasi

5. Simpulkan hasil penelitianmu !
Jawaban : Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa larutan HCL yang di tetesi oleh NaOH hanya akan berubah warna bila larutan HCL tersebut sudah tercampur dengan indikatornya.Jika HCL tidak di campur dengan indikator maka hasil pencampuran NaOH dengan HCL adalah garam (netral) dan tidak terjadi perubahan warna. Indikator yang kami gunakan pada percobaan kali ini adalah fenolftalein (PP) yang ,mengubah warna HCL dari bening menjadi ping atau ungu saat bercampur dengan NaOH. Namun selain PP, masih banyak indikator-indikator lain yang dapat di gunakan seperti zat kimia lain (Metil Merah,dll) indikator universal, dan indikator alami (kunyit, bunga sepatu,dll).
Load disqus comments

0 komentar