KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami. Tak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Makalah agama ini telah saya
susun dengan sedemikian mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah agama
ini.
Demikian yang dapat saya
sampaikan, apabila ada beberapa kesalahan dalam penggunaan kata saya mohon
maaf. Akhir kata saya berharap semoga makalah agama tentang Kemajuan dan Kemunduran Islam
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap semua pembaca.
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Di era globalisasi ini, banyak
para masyarakat dan khususnya bagi para pelajar yang acuh tak acuh dengan
sejarah Negara, apalagi sejarah paradaban Islam. Dewasa ini mereka hanya
memandang sejarah sebagai dongeng yang membosankan untuk di dengar. Padahal,
sejarah, apalagi sejarah peradaban Islam sangat penting bagi mereka, mereka
dapat mengambil pengetahuan diantaranya adalah mengetahui “Kemajuan, Kemunduran
dan Kebangkitan Dunia Islam di berbagai Negara.
B.
Rumusan Masalah
- Pada zaman dinasti apa saja kemajuan dunia Islam?
- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran umat Islam?
- Bagaimana periodisasi kebangkitan Islam?
- Bagaimana Islam pada masa modern?
C.
Tujuan Pembahasan
- Mengetahui sejarah kemajuan Islam.
- Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran umat Islam.
- Mengetahui periodisasi kebangkitan Islam.
- Mengetahui Islam pada masa modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemajuan Dunia Islam
a). Dinasti Umayah
(661-750 M)
Bani Umayah adalah
keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah satu suku Quraisy. Dalam sejarah Islam
Bani Umayah mendirikan dalam dua periode: Damascus dan Cordoba. Dinasti umayah
dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayah
berhasil mengokohkan kekhalifahan di Damascus selama 90 tahun (661 – 750).
Penyebutan ”Dinasti”
pada kekhalifahan Bani Umayah karena Muawiyah mengubah sistem suksesi
kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan cara pemilihan kepada yang
bersifat keturunan.
Kemajuan-kemajuan
diberbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya adalah:
- Bidang ekspansi wilayah
- Bidang bahasa dan sastra Arab
- Bidang pembangunan fisik sarana
prasarana penunjang kebudayaan dan pemerintahan seperti masjid-masjid,
istana-istana peristirahatan.
Di masa ini
gerakan-gerakan ilmiyah telah berkembang pula, seperti dalam bidang keagamaan,
sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah mencapai
puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun.
Pada awal abad ke-8
(720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayah telah tersebar secara intensif.
Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan.
Gerakan oposisi yang
pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad
bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan terbesar dari orang-orang khurasan. Di
bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini
dapat menguasai wilayah demi wilayah kekuasaan Bani Umayah. Pada Januari 750
Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan di pertempuran Zab
Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri
ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani
Umayah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah
kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah
kekuasaan Bani Umayah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani
Umayah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara,
kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan
Dinasti Bani Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba.
Penyebab runtuhnya Dinasti Bani Umayyah :
·
Mendapat perlawanan
dari kaum Khawarij.
·
Mendapatkan
pertentangan pula dari Talhah dan Zubeir dari Mekkah.
·
Pertentangan dari
golongan Syiah.
· Setelah masa
pemerintahan Bani Umayyah berakhir pemerintahan kemudian di pimpin olehDinasti
Bani Abbas (750 – 754 M ). Perbedaan antara kedua dinasti ini adalah, kalau
masa Bani Umayyah merupakan ekspansi daerah kekuasaan Islam, maka saat dinasti
Bani Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban
Islam.
b). Dinasti Abasiyah
(750-1258 M)
Dinasti Abbasiyah yang
menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan pertengahan Islam. Pada masa
pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan Islam. Daulah ini disebut
Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas (paman Nabi SAW) yakni
Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah pendiri daulah ini,
pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah ini yang sebenarnya
adalah Abu Ja’far al-Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah inilah peletak
dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Para sejarawan membagi
Daulah Abbasiyah dalam lima periode;
- Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M)
- Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M)
- Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M)
- Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M)
- Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M)
c). Dinasti Umayah di
Spanyol (757-1492 M)
Di belahan Barat
(eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di Spanyol dengan sebelumnya tentara
Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad pada tahun 711 M menaklukkan kerajaan
Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam memperluas wilayah
kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia
(perbatasan Perancis), dan pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya
mereka tidak dikalahkan dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang
sering dipanggil Karel Martel.
d). Dinasti Fatimiyah
(919-1171 M)
Syahruddin El-Fikriasa
Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama Islam
hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintah atau
kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki
Utsmani dan Ayyubiyah.
Selain penyebaran
agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan peradaban Islam. Banyak
tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar
dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan
kepemimpinan yang kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah
satunya adalah dinasti Fatimiyah.
Imperium Ismailiyah
yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya mampu bertahan selama lebih
kurang dua setengah abad (909-1171 M). Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut
sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar
As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah berselisih pendapat mengenai sosok
pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq). Dan Ismail selaku putra Jafar yang
sedianya akan dijadikan pengganti, telah meninggal terlebih dahulu. Di saat
yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah menolak penunjukan Muhammad yang
merupakan putra Ismail. Padahal, menurut mereka masih terdapat sosok Musa
Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang tampuk kepemimpinan spiritual.
Maka
disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil kepemimpinan
spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama keluarga dan para
pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah, sebuah pusat kaum
Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia dilantik menjadi
khalifah.
Pada
masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di Maroko, dengan
ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan roda pemerintahan di
Maroko selama 24 tahun yang di pimpin oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah
al-Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah
di Maroko adalah al-Qaim (322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952
M), dan al-Muizz (341-362 H/952-975 M).
B. KEMUNDURAN DUNIA ISLAM
Kemundruan
umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 s/d tahun
1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang
Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu oleh sebagai
diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran
tradisional.Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8
juta km atau 25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timur hingga
sinegal sebelah barat dan dari utara Turkestan hingga keselatan mozambik, dan jumlah
kaum muslimin lebih dari 1,3 miliyar orang.Tapi kuantitas umat islam yang
begitu besar belum di imbangi dengan kualitasnya, sehimgga kondisi umat islam
sangat tertinggal oleh dunia barat (Kristen).
Kelemahan
umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
- Umat
islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
- Umat
islam kurang melaksanakan hukum Allah.
- Umat
islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
- Umat
islam kurang menjalankan jihad.
- Umat
islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal ketamakanduniawi.
- Umat
islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan umat.
- Umat
islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
- Umat
islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
- Upaya
keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara
garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan kurang memperhatikan
pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-negara barat dalam bidang
politik dan peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian umat islam berusaha
bangkit untuk mengejar ketinggalan.
a).
Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya
adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi dikalangan para
penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi
formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat
dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian,
dimana kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia
bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan memarjinalisasikan
agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang
sangat menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan
kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan
sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut
kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak,
sementara terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan
mereka.
”Syariat
Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh bagi
absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey,” Bukanlah Islam dan ajarannya
yang merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan
sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang
kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka
menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis
mereka”.
b).
Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis
ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif) yang
menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi berbagai
permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam
mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap
memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya
imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi
dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas dibuatnya redup dan
pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu
menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang.
c)
Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Krisis
ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang sosial
politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa
perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar
sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan
ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama
sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan
penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang
menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu
surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat
peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.
C.
Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam
Benih
pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad XIII
Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran
dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang
melanda Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di
bawah komando Hulagu Khan.
Secara
umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakui sejarawan, yakni masa
klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa awal pertumbuhan serta
perkembangan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai pemimpin agam, saat
itu Rasulullah masih dalam masa dakwah dan penyebarluasan agama Islam, Islam
pertengahan (1250-1800 M) setelah beberapa abad umat Islam menguasai dunia, di
awal abad ke-13 kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan
kecil yang mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi
diperhatikan dan ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu. Dan
puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah kehancuran
Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu khan (cucu Jengis Khan).
Ia adalah , serta modern (1800-sekarang). Periode ini merupakan zaman
kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam
akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahw di Barat telah timbul
peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam.
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Secara garis besar umat Islam mengalami
kemunduran dikarenakan kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan
dominasi Negara-negara barat dalam bidang politik dan peradaban.
Pada akhirnya makna yang terkandung dalam
makalah ini adalah, bahwa sebagai umat Islam patut berbangga diri telah
mendapat hidayah dan takdir dilahirkan sebagai umat Islam. Sedemikian hebatnya
kejayaan Islam dimasa lampau mulai dari kebudayaan, ilmu pengetahuan hingga
sistem pemerintahan yang sudah tertata rapi dan mempunyai sistem pemerintahan
yang demokratis.
Isi Al-Quran yang demikian berarti bagi
kehidupan manusia, sebagai tuntunan dunia akhirat telah mengatur aturan-aturan
main dalam menjalankan tugasnya manusia di bumi ini untuk selalu melakukan
kebaikan dan ibadah yang semata-mata dilakukan karena ingin mendapat Ridha-Nya.
B. Saran
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang
menjalani ajaran Allah SWT dan meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua
sebagai umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala
larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan agama
Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami kemunduran dan pada akhirnya
Islam mengalami kebangkitan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
0 komentar